Minggu, 30 Oktober 2016

CATATAN RESUME: MEDIA PEMBELAJARAN (PENGGOLONGAN MEDIA PEMBELAJARAN)

PENGGOLONGAN MEDIA PEMBELAJARAN


Media memiliki banyak ragam. Keragaman media dipengaruhi oleh sifat dan karakteristik yang dimilikinya. Terdapat beberapa cara untuk menggolongkan atau mengklasikasikan media pembelajaran dengan dasar pertimbangan tertentu. Penggolongan media ini dapat juga dilakukan dengan berdasarkan pada ruang lingkup pengertian media menurut para ahli yang mengemukakannya. Klasifikasi media pembelajaran berdasarkan bentuk dan ciri-ciri fisiknya, klasifikasi berdasarkan jenis dan tingkat pengalaman yang diperoleh, klasifikasi berdasarkan persepsi indera yang diperoleh, klasifikasi berdasarkan penggunaannya, dan klasifikasi berdasarkan hirarkhi pemanfaatannya.
A.    Klasifikasi Media berdasarkan Pengalaman
Menurut Thomas (dalam Setyosari & Sihkabuden, 2005) mengkaitkan penggolongan media dengan tiga jenjang pengalaman, meliputi:
1.      Pengalaman Langsung (the real life experiences)
Pada bagian ini, pengalaman langsung terkait dengan pengalaman langsung melalui keterlibatannya dalam suatu peristiwa (first hands experiences) dan mengamati kejadian atau obyek yang sebenarnya.
2.      Pengalaman Tiruan (the substitute of the real experiences)
Pengalaman jenis ini meliputi tiruan atau wakil dari obyek atau benda yang benda yang berwujud model tiruan, tiruan dari situasi melalui dramatisasi atau sandiwara dan berbagi rekaman obyek atau kejadian.
3.      Pengalaman dari Kata-Kata (words only)
Termasuk kata-kata lisan yang diucapkan, rekaman kata-kata dari media perekam dan kata-kata yang ditulis maupun dicetak.

B.     Klasifikasi Media berdasarkan Persepsi Indera
Media digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu:
1.      Audio
Media yang menghasilkan bunyi atau suara. Media ini menyalurkan pesan melalui bunyi atau suara. Contohnya Radio.
2.      Visual
Media yang menghasilkan bentuk atau rupa (media peraga). Media ini menyalurkan pesan melalui bentuk atau rupa. Jenis ini terbagi lagi menjadi dua bagian, yaitu:
·         Media Visual 2 Dimensi (pada bidang yang bersifat transparan).
·         Media Visual 3 Dimensi (pada bidang yang memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi).
3.      Audio Visual
Media yang menghasilkan rupa dan suara dalam satu unit media. Contoh: film dan televisi.

Bretz (dalam Setyosari & Sihkabuden, 2005), menggolongkan media pembelajaran ke dalam tujuan kelas, yaitu:
1.      Audio Motion Visual, yakni media yang menghasilan suara, rupa, dan gerak dalam stau unit media. Contohnya televisi.
2.      Audio Still Visual, yaitu media yang menghasilkan rupa dan suara dalam satu unit media.
3.      Audio Semi Motion, yaitu media yang menghasilkan suara dan gerak. Namun geraknya tidak ditransimikan secara utuh.
4.      Motion Visual, yaitu media yang hasilkan gerak tanpa suara. Contohnya film bisu.
5.      Still Visual, yaitu menghasilkan visual saja tanpa gerak. Contohnya gambar.
6.      Audio, media yang menghasilkan suara semata-mata. Contohnya: telepon dan radio.
7.      Cetak, yaitu media yang menampilkan simbol-simbol tertentu berupa alphanumerik.

C.    Klasifikasi Media Berdasarkan Penggunaannya
Di samping penggolongan media berdasarkan bentuk fisik, media indera, dan pengalaman yang diperoleh penggolongan media pembelajaran dibedakan menurut penggunanya. Berdasarkan sasaran yang menggunakan, media dapat dibedakan menjadi tiga. Ketiga sasaran tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Media pembelajaran yang penggunaannya secara individual. Contohnya: Laboratorium Bahasa, IPA, dan IPS.
2.      Media pembelajaran yang penggunaannya secara kelompok (baik kecil, maupun kelas). Contohnya dengan film.
3.      Media pembelajaran yang penggunaannya secara massal. Contohnya dengan televisi.

Di samping itu, media pembelajaran dapat pula dibedakan berdasarkan cara penggunaannya, yaitu:
1.      Tradisional atau konvensional (sederhana).
2.      Media pembelajaran modern atau kompleks.

Atas dasar klasifikasi tersebut di atas, Hamidjojo mengklasifikan media. Penggolongan media dan teknologi pembel ajaran atau pendidikan yang metode penggunaannya secara individual, adalah sebagai berikut:
1.      Kelas atau laboratorium elektronik, seperti laboratorium bahasa, laboratorium bahasa dengan media visual, dan laboratorium mobil tanpa atau dengan media visual, laboratorium IPA, laboratorium IPS, serta laboratorium Pusat Sumber Belajar.
2.      Media oto instruktif, seperti media periksa dan pendengar invidual, buku pengajaran berprogram dan mesin pengajaran (teaching machine).
3.      Kotak unit pengajaran, yaitu suatu unit pengajaran yang dilengkapi dengan buku teks/buku pelajaran, filmstrips, tape recorder, gambar-gambar dan bahan latihan dan evaluasi.
4.      Media dan teknologi pendidikan yang metode penggunaannya secara konvensional, yaitu di mana setiap guru secara invidual memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Media ini meliputi semua media pembelajaran dan bahan sumber belajar yang bisa digunakan oleh guru dalam mengajar di kelas, laboratorium atau di luar kelas, baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar.

Media dan teknologi pendidikan yang penggunaannya secara secara kelompok (kecil maupun kelas) dan massal, sebagai berikut:
1.      Televisi: Dapat berupa siaran terbuka (broadcast), siaran tertutup (closed circuit TV) dan stratovision dengan stasion penyiar atau relay dari pesawat terbang yang berkeliling di atas daerah siaran.
2.      Film dan Slides: dapat berupa film dan slides "otonom" yaitu yang dipertunjukkan terpisah dari materi atau media lainnya. Dapat pula berupa slides dan film terintegrasi, yaitu yang ditunjukkan secara integral dengan media lain termasuk buku-buku pelajaran.
3.      Radio: baik radio melalui pemancar umum maupun melalui pemancar khusus pendidikan (siaran radio sekolah atau siaran radio universitas).

Di samping penggolongan media berdasarkan sifat atau ciri kesederhanaan dan bersifat konvensional, media dikelompokkkan berdasarkan sifat modernitasnya. Beberapa media pendidikan modern antara lain sebagai berikut:
1.      Ruang kelas otomatis
2.      Ruang kelas otomatis yaitu ruang kelas yang dapat diubah ubah fungsinya secara otomatis (guru tinggal menekan tombol tertentu). Perubahan ini misalnya dari kelas besar untuk ceramah menjadi kelas kecil untuk diskusi, untuk ruangan proyeksi, untuk laboratorium atau terserah pada guru untuk merubah fungsi kelasnya sesuai dengan tujuan pengajaran dan keperluan pebelajar.
3.      Sistem proyeksi berganda (multiprojection system).
Suatu sistem ruang proyeksi melengkapi ruang kelas otomatis. Sistem ini diciptakan untuk memungkinkan proyeksi bahan-bahan melalui berbagai proyektor secara terkoordinasi.
4.      Sistem interkomunikasi.
Sistem ini dibuat dalam rangka pengajaran secara massal, di mana programnya di - TV - kan . Sistem ini digunakan untuk beberapa kelas dalam suatu sekolah maupun oleh atau untuk beberapa sekolah. Untuk, memelihara interaksi dan partisipasi pebelajar, pada setiap kelas disediakan media interkomunikasi.

D.      Klasifikasi Berdasarkan Pemanfaatannya
Duncan (dalam Setyosari & Sihkabuden, 2005) menyusun penggolongan media menurut hirarki pemanfaatannya untuk pembelajaran. Duncan ingin mensejajarkan biaya investasi, kelangkaan dan keluasan lingkup sasarannya di satu pihak dan kemudahan pengadaan serta penggunaan, keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya di lain pihak dengan tingkat kerumitan perangkat medianya dalam suatu hirarki. Dengan kata lain semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya investasinya, semakin susah pengadaannya, tetapi juga semakin umum penggunaannya, dan semakin luas lingkup sasarannya. Sebaliknya semakin sederhana jenis perangkat medianya, semakin murah beayanya, semakin mudah pengadaannya, sifat penggunaannya semakin khusus dan lingkup sasarannya terbatas.
Bertz (dalam Sardiman et all., 1984) mengidentifikasi ciri utama media menjadi tiga unsur pokok yaitu: suara, visual, dan gerak. Visual dibagi menjadi 3 yaitu: gambar, garis, simbol yang merupakan suatu kontinum dari bentuk yang dapat ditangkap dengan media penglihatan. Disamping itu, ia juga membedakan antara media siar dan media rekam, sehingga terdapat 8 klasifikasi media, antara lain: (1) media audio visual gerak, (2) media audio visual diam, (3) media audio semi-gerak, (4) media visual gerak, (5) media visual diam, (6) media semi gerak, (7) media audio, dan (8) media cetak.

E.       Klasifikasi Media: Bentuk dan Ciri Fisik
Pada dasarnya, penggolongan media bagian ini dibedakan menjadi dua bagian yaitu media dua dimensi dan media tiga dimensi. Demikian halnya pada bagian penyajiannya, ada media yang penyajiannya menggunakan media proyeksi dan ada pula yang tanpa proyeksi, sehingga penggolongannya sebagai berikut:
1.      Media Pembelajaran Dua Dimensi
Media pembelajaran dua dimensi adalah media yang penampilannya tanpa menggunakan media proyeksi dan berukuran panjang kali lebar saja serta hanya dapat diamati dari satu arah pandangan saja. Media dua dimensi banyak dilihat, misalnya peta, gambar, bagan, dan semua jenis media yang hanya dilihat dari sisi datar saja.
2.      Media Pembelajaran Tiga Dimensi
Media pembelajaran tiga dimensi yaitu media yang penampilannya tanpa menggunakan media proyeksi dan mempunyai ukuran panjang, lebar, dan tinggi/tebal serta dapat diamati dari arah pandangan mana saja. Media ini baik bentuk maupun ukurannya bias dilihat dari sudut mana saja. Misalnya kursi, mobil, rumah, sepatu, buku, dan sebagianya.
3.      Media Pandang Diam
Media pandang diam, yaitu media yang menggunakan proyeksi yang hanya menampilkan gambar diam di layar. Media ini tidak bergerak (statis). Misalnya foto, tulisan, atau gambar binatang yang dapat diproyeksikan.
4.      Media Pandang Gerak
Media pandang gerak yaitu media yang menggunakan proyeksi dan dapat menampilkan gambar bergerak di layar. Beberapa media yang termasuk di dalamnya, misalnya televise, VCD, DVD, computer, dan lain-lain.

Gerlach & Ely (dalam Setyosari & Sihkabuden, 2005) mengklasifikasikan media berdasarkan ciri-ciri fisiknya ke dalam delapan tipe, di antaranya:
1.      Benda Sebenarnya (Realita)
Benda sebenarnya (realita) yang termasuk kategori media ini adalah orang, kejadian, obyek atau benda tertentu. Semua benda yang terdapat di alam dan dapat disaksikan keadaan sebenarnya, diklasifikasikan ke dalam kelompok ini.
2.      Presentasi Verbal
Presentasi verbal yang termasuk kategori media ini antara lain adalah media cetak, kata-kata yang diproyeksikan melalui film bingkai (slides), transparansi, cetakan di papan tulis, majalah, dan papan tempel. Media ini ditampilkan dalam bentuk ungkapan kata atau kalimat yang memiliki makna sebagai media.


3.      Presentasi Grafis
Presentasi grafis segaja dibuat dalam rangka untuk mengkomunikasikan ide, sikap, dan keterampilan. Media ini ditampilkan dalam bentuk lukisan, gambar, table, atau sejenisnya untuk menyampaikan pesan sehingga mudah diterima.
4.      Potret Diam
Potret diam yaitu potret dari berbagai macam obyek atau peristiwa yang mungkin dipresentasikan melalui buku, film rangkai, film bingkai, atau majalah/surat kabar. Obyek atau peristiwa ini diambil dari suatu tempat yang kemudia disajikan dlam bentuk gaambar diam. Penerima pesan hanya memperoleh gambaran atau kesan terhadap suatu obyek atau peristiwa.
5.      Film
Film (gambar gerak) yaitu film atau video dari pemotretan/perekaman benda atau kejadian sebenarnya, maupun film dari pemotretan gambar (animasi).
6.      Rekaman Suara
Rekaman suara merupakan hasil rekaman suara saja, baik menggunakan bahasa verbal maupun efek suara music.
7.      Program
Pada umumnya dikenal dengan istilah pengajaran berprogram yaitu sekuen dari informasi, baik verbal, visual, atau audio yang dengan sengaja dirancang untuk merangsang adanya respons dari pebelajar. Disamping itu, terdapat pula yang dipersiapkan dan diprogramkan melalui mesin komputer.
8.      Simulasi
Simulasi merupakan peniruan situasi yang dengan sengaja diadakan untuk mendekati/menyerupai kejadian atau keadaan sebenarnya. Beberapa contoh yang terkait, misalnya simulasi bagi calon pengendara mobil, dimana situasi pada layar dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai kondisi nyata di lapangan.

Kemp & Dayton (1985) 
Mengelompokkan media ke dalam delapan jenis, yaitu:
1.      Media cetakan
Yaitu meliputi bahan-bahan yang disiapkan di atas kertas untuk pengajaran dan informasi. Misalnya buku teks, lembaran penuntun, penuntun belajar, penuntun instruktur, brosur, dan teks terpogram.
2.      Media pajang
Pada umumnya digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi di depan kelompok kecil. Misalnya papan tulis, flip chart, papan magnet, papan kain, papan buletin, dan pameran.
3.      OHP dan transparansi
Transparansi yang diproyeksikan adalah visual baik berupa huruf, lambang, gambar, grafik atau gabungannya pada lembaran tembus pandang atau plastik yang dipersiapkan untuk diproyeksikan ke sebuah layar atau dinding.
4.      Rekaman audiotape
Pesan dan isi pelajaran dapat direkam pada tape magnetik sehingga hasil rekaman itu dapat diputar kembali pada saat diinginkan.
5.      Seri slide (film bingkai) dan film strips
Adalah suatu film transparansi yang berukuran 35 mm dengan bingkai 2 x 2 inci. Bingkai tersebut terbuat dari karton atau plastik. Film bingkai diproyeksikan melalui slide proyektor. Program kombinasi film bingkai bersuara pada umumnya berkisar 10 sampai 30 menit dengan jumlah gambar 10 sampai 100 buah.
6.      Penyajian multi-image
Media berbasis visual (image atau perumpamaan) dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Bentuk visualnya berupa gambar representasi seperti gambar, lukisan atau foto yang menununjukkan bagaimana suatu benda. Diagram yang melukiskan hubungan konsep, organisasi, dan struktur materi.
7.      Rekaman video dan film hidup
Film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame di mana frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar hidup.
8.      Komputer Mesin
Mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi yang diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumit. satu unit komputer terdiri atas empat komponen dasar, yaitu input (keybord dan writing pad), prosesor (CPU: unit pemroses data yang diinput), penyimpanan data (memori permanen/ROM, sementara RAM), dan output (monitor, printer).

Leshin, Pollock & Reigeluth (1992) 
Mengklasifikasi media ke dalam lima kelompok, yaitu:
1.      Media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main-peran, dan kegiatan kelompok).
2.      Media berbasis cetak (buku, penuntun, buku latihan, alat bantu kerja, dan lembaran lepas).
3.      Media berbasis visual (buku, alat bantu kerja, bagan, grafik, peta, gambar, transparansi, dan slide).
4.      Media berbasis audio-visual (video, film, program slide-tape, dan televisi)
5.      Media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan komputer, interaktif video dan hypertext)

Seels & Glasgow (1990)
Melakukan klasifikasi media pembelajaran berdasarkan perkembangan teknologi, mereka membagi dalam dua kategori luas, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi mutakhir.
1. Pilihan Media Tradisional
a) Visual diam yang diproyeksikan
·         proyeksi opaque (tak tembus pandang)
·         proyeksi overhead
·         slides
·         filmstrips
b) Visual yang tak diproyeksikan
·         gambar, poster
·         foto
·         charts, grafik, diagram
·         pameran, papan info, papan-bulu
c) Audio
·         rekaman piringan
·         pita kaset, reel, catridge
d) Pernyajian multimedia
·         slide plus suara (tape)
·         multi-image
e) Visual dinamis yang diproyeksikan
·         film
·         televisi
·         video
f) Cetak
·         buku teks
·         modul, teks terpogram
·         workbook
·         majalah ilmiah, berkala
·         lembaran lepas (hand-out)
g) Permainan
·         teka-teki
·         simulasi
h) Realita
·         model
·         specimen (contoh)
·         manipulatif (peta, boneka)

2. Pilihan Media Teknologi Mutakhir
a) media berbasis telekomunikasi
·         telekonferen
·         kuliah jarak jauh
b) Media berbasis mikroprosesor
·         computer-assisted instruction (pembelajaran dengan bantuan komputer)
·         permainan komputer
·         sistem tutor intelejen
·         interaktif
·         hypermedia
·         compact video disc


REFERENSI
Herianto, Edy. 2011. Penggolongan Media Pembelajaran. https://benramt.files.wordpress.com/2011/04/penggolongan-media.pdf.
[30 Oktober 2016].

Tubagus, Amir. 2013. Penggolongan Media Pembelajaran. http://amir-tubagus.blogspot.co.id/2013/03/penggolongan-media-pembelajaran_8497.html.
[30 Oktober 2016].

Mumayyizah, Ana. 2012. Penggolongan Media Pembelajaran http://anamumayyizah.blogspot.co.id/2012/01/penggolongan-media-pembelajaran.html.
[30 Oktober 2016].

Setyosari, P.& Sihkabuden (2005). Media Pembelajaran. Malang: Elang Mas.

Sardiman, A.M., et. all (1984). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan pemanfaatannya. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.