PENGGOLONGAN MEDIA PEMBELAJARAN
Media memiliki banyak ragam.
Keragaman media dipengaruhi oleh sifat dan karakteristik yang dimilikinya.
Terdapat beberapa cara untuk menggolongkan atau mengklasikasikan media
pembelajaran dengan dasar pertimbangan tertentu. Penggolongan media ini dapat
juga dilakukan dengan berdasarkan pada ruang lingkup pengertian media menurut
para ahli yang mengemukakannya. Klasifikasi media pembelajaran berdasarkan
bentuk dan ciri-ciri fisiknya, klasifikasi berdasarkan jenis dan tingkat pengalaman
yang diperoleh, klasifikasi berdasarkan persepsi indera yang diperoleh,
klasifikasi berdasarkan penggunaannya, dan klasifikasi berdasarkan hirarkhi
pemanfaatannya.
A. Klasifikasi
Media berdasarkan Pengalaman
Menurut Thomas (dalam Setyosari & Sihkabuden, 2005) mengkaitkan
penggolongan media dengan tiga jenjang pengalaman, meliputi:
1. Pengalaman Langsung (the real life experiences)
Pada bagian ini, pengalaman langsung terkait dengan pengalaman
langsung melalui keterlibatannya dalam suatu peristiwa (first hands
experiences) dan mengamati kejadian atau obyek yang sebenarnya.
2. Pengalaman Tiruan (the substitute of the real
experiences)
Pengalaman jenis ini meliputi tiruan atau wakil
dari obyek atau benda yang benda yang berwujud model tiruan, tiruan dari situasi
melalui dramatisasi atau sandiwara dan berbagi rekaman obyek atau kejadian.
3. Pengalaman dari Kata-Kata (words only)
Termasuk kata-kata lisan yang diucapkan, rekaman kata-kata dari
media perekam dan kata-kata yang ditulis maupun dicetak.
B. Klasifikasi
Media berdasarkan Persepsi Indera
Media digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu:
1.
Audio
Media yang menghasilkan bunyi atau suara. Media ini
menyalurkan pesan melalui bunyi atau suara. Contohnya Radio.
2.
Visual
Media yang menghasilkan bentuk atau rupa (media peraga).
Media ini menyalurkan pesan melalui bentuk atau rupa. Jenis ini terbagi lagi
menjadi dua bagian, yaitu:
·
Media
Visual 2 Dimensi (pada bidang yang bersifat transparan).
·
Media
Visual 3 Dimensi (pada bidang yang memiliki ukuran panjang, lebar, dan tinggi).
3. Audio Visual
Media yang menghasilkan rupa dan suara dalam satu unit
media. Contoh: film dan televisi.
Bretz (dalam Setyosari & Sihkabuden, 2005),
menggolongkan media pembelajaran ke dalam tujuan kelas, yaitu:
1. Audio Motion Visual, yakni media
yang menghasilan suara, rupa, dan gerak dalam stau unit media. Contohnya
televisi.
2. Audio Still Visual, yaitu media yang
menghasilkan rupa dan suara dalam satu unit media.
3. Audio Semi Motion, yaitu media yang
menghasilkan suara dan gerak. Namun geraknya tidak ditransimikan secara utuh.
4. Motion Visual, yaitu media yang
hasilkan gerak tanpa suara. Contohnya film bisu.
5. Still Visual, yaitu menghasilkan
visual saja tanpa gerak. Contohnya gambar.
6. Audio, media yang menghasilkan suara
semata-mata. Contohnya: telepon dan radio.
7. Cetak, yaitu media yang menampilkan
simbol-simbol tertentu berupa alphanumerik.
C. Klasifikasi
Media Berdasarkan Penggunaannya
Di samping penggolongan media berdasarkan bentuk fisik,
media indera, dan pengalaman yang diperoleh penggolongan media pembelajaran
dibedakan menurut penggunanya. Berdasarkan sasaran yang menggunakan, media
dapat dibedakan menjadi tiga. Ketiga sasaran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Media pembelajaran yang
penggunaannya secara individual. Contohnya: Laboratorium Bahasa, IPA, dan IPS.
2. Media pembelajaran yang
penggunaannya secara kelompok (baik kecil, maupun kelas). Contohnya dengan
film.
3. Media pembelajaran yang
penggunaannya secara massal. Contohnya dengan televisi.
Di samping itu, media pembelajaran dapat pula dibedakan
berdasarkan cara penggunaannya, yaitu:
1. Tradisional atau konvensional
(sederhana).
2. Media pembelajaran modern atau
kompleks.
Atas dasar klasifikasi tersebut di atas, Hamidjojo
mengklasifikan media. Penggolongan media dan teknologi pembel ajaran atau
pendidikan yang metode penggunaannya secara individual, adalah sebagai berikut:
1. Kelas atau laboratorium elektronik,
seperti laboratorium bahasa, laboratorium bahasa dengan media visual, dan
laboratorium mobil tanpa atau dengan media visual, laboratorium IPA,
laboratorium IPS, serta laboratorium Pusat Sumber Belajar.
2. Media oto instruktif, seperti media
periksa dan pendengar invidual, buku pengajaran berprogram dan mesin pengajaran
(teaching machine).
3. Kotak unit pengajaran, yaitu suatu
unit pengajaran yang dilengkapi dengan buku teks/buku pelajaran, filmstrips,
tape recorder, gambar-gambar dan bahan latihan dan evaluasi.
4. Media dan teknologi pendidikan yang
metode penggunaannya secara konvensional, yaitu di mana setiap guru secara
invidual memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Media ini meliputi
semua media pembelajaran dan bahan sumber belajar yang bisa digunakan oleh guru
dalam mengajar di kelas, laboratorium atau di luar kelas, baik dalam kelompok
kecil maupun kelompok besar.
Media dan teknologi pendidikan yang penggunaannya secara
secara kelompok (kecil maupun kelas) dan massal, sebagai berikut:
1. Televisi: Dapat berupa siaran
terbuka (broadcast), siaran tertutup (closed circuit TV) dan stratovision
dengan stasion penyiar atau relay dari pesawat terbang yang berkeliling di atas
daerah siaran.
2. Film dan Slides: dapat berupa film
dan slides "otonom" yaitu yang dipertunjukkan terpisah dari materi
atau media lainnya. Dapat pula berupa slides dan film terintegrasi, yaitu yang
ditunjukkan secara integral dengan media lain termasuk buku-buku pelajaran.
3. Radio: baik radio melalui pemancar
umum maupun melalui pemancar khusus pendidikan (siaran radio sekolah atau
siaran radio universitas).
Di samping penggolongan media berdasarkan sifat atau ciri
kesederhanaan dan bersifat konvensional, media dikelompokkkan berdasarkan sifat
modernitasnya. Beberapa media pendidikan modern antara lain sebagai berikut:
1. Ruang kelas otomatis
2. Ruang kelas otomatis yaitu ruang
kelas yang dapat diubah ubah fungsinya secara otomatis (guru tinggal menekan
tombol tertentu). Perubahan ini misalnya dari kelas besar untuk ceramah menjadi
kelas kecil untuk diskusi, untuk ruangan proyeksi, untuk laboratorium atau
terserah pada guru untuk merubah fungsi kelasnya sesuai dengan tujuan
pengajaran dan keperluan pebelajar.
3. Sistem proyeksi berganda
(multiprojection system).
Suatu
sistem ruang proyeksi melengkapi ruang kelas otomatis. Sistem ini diciptakan
untuk memungkinkan proyeksi bahan-bahan melalui berbagai proyektor secara
terkoordinasi.
4. Sistem interkomunikasi.
Sistem ini dibuat dalam rangka pengajaran secara massal, di
mana programnya di - TV - kan . Sistem ini digunakan untuk beberapa kelas dalam
suatu sekolah maupun oleh atau untuk beberapa sekolah. Untuk,
memelihara interaksi dan partisipasi pebelajar, pada setiap kelas disediakan
media interkomunikasi.
D. Klasifikasi
Berdasarkan Pemanfaatannya
Duncan (dalam Setyosari &
Sihkabuden, 2005) menyusun penggolongan media menurut hirarki pemanfaatannya
untuk pembelajaran. Duncan ingin mensejajarkan biaya investasi, kelangkaan dan
keluasan lingkup sasarannya di satu pihak dan kemudahan pengadaan serta
penggunaan, keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya di lain pihak
dengan tingkat kerumitan perangkat medianya dalam suatu hirarki. Dengan kata
lain semakin rumit jenis perangkat media yang dipakai, semakin mahal biaya
investasinya, semakin susah pengadaannya, tetapi juga semakin umum
penggunaannya, dan semakin luas lingkup sasarannya. Sebaliknya semakin
sederhana jenis perangkat medianya, semakin murah beayanya, semakin mudah
pengadaannya, sifat penggunaannya semakin khusus dan lingkup sasarannya
terbatas.
Bertz (dalam Sardiman et all., 1984)
mengidentifikasi ciri utama media menjadi tiga unsur pokok yaitu: suara,
visual, dan gerak. Visual dibagi menjadi 3 yaitu: gambar, garis, simbol yang
merupakan suatu kontinum dari bentuk yang dapat ditangkap dengan media
penglihatan. Disamping itu, ia juga membedakan antara media siar dan media
rekam, sehingga terdapat 8 klasifikasi media, antara lain: (1) media audio
visual gerak, (2) media audio visual diam, (3) media audio semi-gerak, (4)
media visual gerak, (5) media visual diam, (6) media semi gerak, (7) media
audio, dan (8) media cetak.
E. Klasifikasi
Media: Bentuk dan Ciri Fisik
Pada dasarnya, penggolongan media bagian ini dibedakan
menjadi dua bagian yaitu media dua dimensi dan media tiga dimensi. Demikian
halnya pada bagian penyajiannya, ada media yang penyajiannya menggunakan media
proyeksi dan ada pula yang tanpa proyeksi, sehingga penggolongannya sebagai
berikut:
1.
Media Pembelajaran Dua Dimensi
Media pembelajaran dua dimensi adalah media yang
penampilannya tanpa menggunakan media proyeksi dan berukuran panjang kali lebar
saja serta hanya dapat diamati dari satu arah pandangan saja. Media dua dimensi
banyak dilihat, misalnya peta, gambar, bagan, dan semua jenis media yang hanya
dilihat dari sisi datar saja.
2.
Media Pembelajaran Tiga Dimensi
Media pembelajaran tiga dimensi yaitu media yang
penampilannya tanpa menggunakan media proyeksi dan mempunyai ukuran panjang,
lebar, dan tinggi/tebal serta dapat diamati dari arah pandangan mana saja.
Media ini baik bentuk maupun ukurannya bias dilihat dari sudut mana saja.
Misalnya kursi, mobil, rumah, sepatu, buku, dan sebagianya.
3.
Media Pandang Diam
Media pandang diam, yaitu media yang menggunakan proyeksi
yang hanya menampilkan gambar diam di layar. Media ini tidak bergerak (statis).
Misalnya foto, tulisan, atau gambar binatang yang dapat diproyeksikan.
4.
Media Pandang Gerak
Media pandang gerak yaitu media yang menggunakan proyeksi
dan dapat menampilkan gambar bergerak di layar. Beberapa media yang termasuk di
dalamnya, misalnya televise, VCD, DVD, computer, dan lain-lain.
Gerlach & Ely (dalam Setyosari & Sihkabuden, 2005)
mengklasifikasikan media berdasarkan ciri-ciri fisiknya ke dalam delapan tipe,
di antaranya:
1.
Benda Sebenarnya (Realita)
Benda sebenarnya (realita) yang termasuk kategori media ini
adalah orang, kejadian, obyek atau benda tertentu. Semua benda yang terdapat di
alam dan dapat disaksikan keadaan sebenarnya, diklasifikasikan ke dalam
kelompok ini.
2.
Presentasi Verbal
Presentasi verbal yang termasuk kategori media ini antara
lain adalah media cetak, kata-kata yang diproyeksikan melalui film bingkai
(slides), transparansi, cetakan di papan tulis, majalah, dan papan tempel.
Media ini ditampilkan dalam bentuk ungkapan kata atau kalimat yang memiliki
makna sebagai media.
3.
Presentasi Grafis
Presentasi grafis segaja dibuat dalam rangka untuk
mengkomunikasikan ide, sikap, dan keterampilan. Media ini ditampilkan dalam
bentuk lukisan, gambar, table, atau sejenisnya untuk menyampaikan pesan
sehingga mudah diterima.
4.
Potret Diam
Potret diam yaitu potret dari berbagai macam obyek atau
peristiwa yang mungkin dipresentasikan melalui buku, film rangkai, film
bingkai, atau majalah/surat kabar. Obyek atau peristiwa ini diambil dari suatu
tempat yang kemudia disajikan dlam bentuk gaambar diam. Penerima pesan hanya
memperoleh gambaran atau kesan terhadap suatu obyek atau peristiwa.
5.
Film
Film (gambar gerak) yaitu film atau video dari
pemotretan/perekaman benda atau kejadian sebenarnya, maupun film dari
pemotretan gambar (animasi).
6.
Rekaman Suara
Rekaman suara merupakan hasil rekaman suara saja, baik
menggunakan bahasa verbal maupun efek suara music.
7.
Program
Pada umumnya dikenal dengan istilah pengajaran berprogram
yaitu sekuen dari informasi, baik verbal, visual, atau audio yang dengan
sengaja dirancang untuk merangsang adanya respons dari pebelajar. Disamping
itu, terdapat pula yang dipersiapkan dan diprogramkan melalui mesin komputer.
8.
Simulasi
Simulasi merupakan peniruan situasi yang dengan sengaja
diadakan untuk mendekati/menyerupai kejadian atau keadaan sebenarnya. Beberapa
contoh yang terkait, misalnya simulasi bagi calon pengendara mobil, dimana
situasi pada layar dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai kondisi nyata di
lapangan.
Kemp
& Dayton (1985)
Mengelompokkan media ke
dalam delapan jenis, yaitu:
1.
Media cetakan
Yaitu
meliputi bahan-bahan yang disiapkan di atas kertas untuk pengajaran dan
informasi. Misalnya buku teks, lembaran penuntun, penuntun belajar, penuntun
instruktur, brosur, dan teks terpogram.
2.
Media pajang
Pada
umumnya digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi di depan kelompok
kecil. Misalnya papan tulis, flip chart, papan magnet, papan kain, papan
buletin, dan pameran.
3.
OHP dan transparansi
Transparansi
yang diproyeksikan adalah visual baik berupa huruf, lambang, gambar, grafik
atau gabungannya pada lembaran tembus pandang atau plastik yang dipersiapkan
untuk diproyeksikan ke sebuah layar atau dinding.
4.
Rekaman audiotape
Pesan
dan isi pelajaran dapat direkam pada tape magnetik sehingga hasil rekaman itu
dapat diputar kembali pada saat diinginkan.
5.
Seri slide (film bingkai) dan film strips
Adalah
suatu film transparansi yang berukuran 35 mm dengan bingkai 2 x 2 inci. Bingkai
tersebut terbuat dari karton atau plastik. Film bingkai diproyeksikan melalui
slide proyektor. Program kombinasi film bingkai bersuara pada umumnya berkisar
10 sampai 30 menit dengan jumlah gambar 10 sampai 100 buah.
6.
Penyajian multi-image
Media
berbasis visual (image atau perumpamaan) dapat memberikan hubungan antara isi
materi pelajaran dengan dunia nyata. Bentuk visualnya berupa gambar representasi
seperti gambar, lukisan atau foto yang menununjukkan bagaimana suatu benda.
Diagram yang melukiskan hubungan konsep, organisasi, dan struktur materi.
7.
Rekaman video dan film hidup
Film
atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame di mana frame demi frame
diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis sehingga pada layar
terlihat gambar hidup.
8.
Komputer Mesin
Mesin yang
dirancang khusus untuk memanipulasi yang diberi kode, mesin elektronik yang
otomatis melakukan pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumit. satu unit
komputer terdiri atas empat komponen dasar, yaitu input (keybord dan writing
pad), prosesor (CPU: unit pemroses data yang diinput), penyimpanan data (memori
permanen/ROM, sementara RAM), dan output (monitor, printer).
Leshin,
Pollock & Reigeluth (1992)
Mengklasifikasi media
ke dalam lima kelompok, yaitu:
1.
Media berbasis manusia (guru,
instruktur, tutor, main-peran, dan kegiatan kelompok).
2.
Media berbasis cetak (buku, penuntun,
buku latihan, alat bantu kerja, dan lembaran lepas).
3.
Media berbasis visual (buku, alat bantu
kerja, bagan, grafik, peta, gambar, transparansi, dan slide).
4.
Media berbasis audio-visual (video,
film, program slide-tape, dan televisi)
5.
Media berbasis komputer (pengajaran
dengan bantuan komputer, interaktif video dan hypertext)
Seels
& Glasgow (1990)
Melakukan klasifikasi
media pembelajaran berdasarkan perkembangan teknologi, mereka membagi dalam dua
kategori luas, yaitu pilihan media tradisional dan pilihan media teknologi
mutakhir.
1. Pilihan Media Tradisional
a) Visual diam yang diproyeksikan
·
proyeksi opaque (tak tembus
pandang)
·
proyeksi overhead
·
slides
·
filmstrips
b) Visual yang tak diproyeksikan
·
gambar, poster
·
foto
·
charts, grafik, diagram
·
pameran, papan info, papan-bulu
c) Audio
·
rekaman piringan
·
pita kaset, reel, catridge
d) Pernyajian multimedia
·
slide plus suara (tape)
·
multi-image
e) Visual dinamis yang diproyeksikan
·
film
·
televisi
·
video
f) Cetak
·
buku teks
·
modul, teks terpogram
·
workbook
·
majalah ilmiah, berkala
·
lembaran lepas (hand-out)
g) Permainan
·
teka-teki
·
simulasi
h) Realita
·
model
·
specimen (contoh)
·
manipulatif (peta, boneka)
2. Pilihan Media Teknologi Mutakhir
a) media berbasis telekomunikasi
·
telekonferen
·
kuliah jarak jauh
b) Media berbasis mikroprosesor
·
computer-assisted
instruction (pembelajaran dengan bantuan komputer)
·
permainan komputer
·
sistem tutor intelejen
·
interaktif
·
hypermedia
·
compact video disc
REFERENSI
Herianto,
Edy. 2011. Penggolongan Media Pembelajaran. https://benramt.files.wordpress.com/2011/04/penggolongan-media.pdf.
[30 Oktober
2016].
Tubagus,
Amir. 2013. Penggolongan Media Pembelajaran. http://amir-tubagus.blogspot.co.id/2013/03/penggolongan-media-pembelajaran_8497.html.
[30 Oktober
2016].
Mumayyizah,
Ana. 2012. Penggolongan Media Pembelajaran http://anamumayyizah.blogspot.co.id/2012/01/penggolongan-media-pembelajaran.html.
[30 Oktober
2016].
Setyosari,
P.& Sihkabuden (2005). Media
Pembelajaran. Malang: Elang Mas.
Sardiman,
A.M., et. all (1984). Media Pendidikan:
Pengertian, Pengembangan, dan pemanfaatannya.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
TERIMAKASIH ATAS REFERENSINYYA
BalasHapus