Graphs atau grafik
dapat berisi berupa angka dan juga graphs harus dibuat semenarik mungkin serta
juga dapat menyampaikan pesan dengan baik dan jelas. Karakteristik Graphs,
yaitu:
·
- Harus mengetahui kompleksitas data.
·
- Harus mengerti atau memahami
masing-masing skill siswa.
· - Pertimbangan pemilihan warna.
· - Hati-hati dalam memilih tema.
1. Penjelasan (Deskripsi) Graphs
Adapun penjelasan (deskripsi) graphs sebagai berikut:
A. Perkembangan Agama Hindhu-Budha di Indonesia
Perkembangan agama Hindhu-Budha di Indonesia mayoritas berada diwilayah Bali, Sulawesi (Tengah, Selatan, dan Tenggara), Kalimantan Tengah dan Sumatra Selatan (Lampung), dapat dilihat dari graphs tersebut. Jika dilihat dalam graphs perkembangannya agama Hindhu-Budha di Indonesia menunjukkan adanya perbedaan mengenai banyaknya atau mayoritas daerah mana yang lebih banyak menganut agama Hindhu-Budha. Perkembangan agama Hindhu-Budha di Indonesia, sebagai berikut:
1. Untuk daerah Bali penganut agama Hindhu sebanyak 100.000 ribu jiwa. Untuk agama Budha sebayak 21.000 ribu jiwa.
2. Untuk daerah Jakarta penganut agama Hindhu sebanyak 20.000 ribu jiwa. Untuk agama Budha sebanyak 31.000 ribu jiwa.
3. Untuk daerah Sumatera Utara penganut agama Hindhu sebanyak 14.000 ribu jiwa. Untuk agama Budha sebanyak 30.000 ribu jiwa.
4. Untuk daerah Kalimantan Barat penganut agama Hindhu sebanyak 2.000 ribu jiwa. Untuk agama Budha sebanyak 35.000 ribu jiwa.
5. Untuk daerah Banten penganut agama Hindhu sebanyak 8.000 ribu jiwa. Untuk agama Budha sebanyak 30.000 ribu jiwa.
6. Untuk daerah Maluku Utara penganut agama Hindhu sebanyak 200 ribu jiwa. Untuk agama Budha sebanyak 90 ribu jiwa.
7. Untuk daerah Papua penganut agama Hindhu sebanyak 2000 ribu jiwa. Untuk agama Budha sebanyak 1000 ribu jiwa.
Berdasarkan graphs tersebut dapat diambil suatu kesimpulan, bahwa perkembangan agama Hindhu-Budha di Indonesia lebih banyak atau mayoritas berada di daerah Bali.
Kekurangan Graphs:
1. Dari pemilihan warna tulisan, dalam graphs tersebut tidak menggunakan warna secara keseluruhan dalam mewarnai tulisan, sehingga tulisan hanya di warna dengan di arsir saja yang menyebabkan bentuk tulisan menjadi tidak jelas jika dilihat dari jauh yang menimbulkan bayangan pada tulisan, sehingga tulisan dari jauh nampak kurang jelas. Huruf yang menunjukkan tiap daerah perkembangan agama Hindhu-Budha menggunakan ukuran tulisan huruf yang relatif kecil sehingga dari jauh tidak terlihat dan tidak dapat terbaca dengan jelas.
2. Ukuran tiap graphs yang menunjukkan tiap agama hendaknya perlu untuk dilebarkan sehingga penggunaan media dapat digunakan secara maksimal.
Saran yang Tidak Harus Dilakukan Dalam Pembuatan Graphs:
1. Buatlah ukuran graphs yang ideal sehingga dapat dilihat dengan jarak dekat maupun jauh sehingga pesan yang terkandung dalam graphs dapat tersampaikan dengan baik.
2. Gunakanlah huruf balok yang jelas dan tegak ukurannya sehingga kata yang terdapat di dalam graphs dapat terbaca dengan jelas baik dari jarak dekat maupun jauh. Jangan gunakan model-model tulisan yang dapat mengganggu dari kejelasan bentuk tulisan.
3. Gunakanlah warna sesuai dengan kebutuhan di dalam graphs, jika ingin mewarnai huruf warnai huruf tersebut dengan warna secara keseluruhan, alangkah baiknya jika mewarnai huruf jangan diarsir yang nantinya dapat menimbulkan bayangan saat huruf tersebut dibaca dari jauh. Maka warnai huruf dengan warna penuh.
4. Gunakanlah sumber-sumber terpercaya yang menyajikan data yang nantinya akan dibuat tabel, sehingga sumber-sumber yang dipergunakan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Referensi (Sumber):
1. Data Sensus Penduduk, Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2010
Adapun penjelasan (deskripsi) graphs sebagai berikut:
A. Perkembangan Agama Hindhu-Budha di Indonesia
Perkembangan agama Hindhu-Budha di Indonesia mayoritas berada diwilayah Bali, Sulawesi (Tengah, Selatan, dan Tenggara), Kalimantan Tengah dan Sumatra Selatan (Lampung), dapat dilihat dari graphs tersebut. Jika dilihat dalam graphs perkembangannya agama Hindhu-Budha di Indonesia menunjukkan adanya perbedaan mengenai banyaknya atau mayoritas daerah mana yang lebih banyak menganut agama Hindhu-Budha. Perkembangan agama Hindhu-Budha di Indonesia, sebagai berikut:
1. Untuk daerah Bali penganut agama Hindhu sebanyak 100.000 ribu jiwa. Untuk agama Budha sebayak 21.000 ribu jiwa.
2. Untuk daerah Jakarta penganut agama Hindhu sebanyak 20.000 ribu jiwa. Untuk agama Budha sebanyak 31.000 ribu jiwa.
3. Untuk daerah Sumatera Utara penganut agama Hindhu sebanyak 14.000 ribu jiwa. Untuk agama Budha sebanyak 30.000 ribu jiwa.
4. Untuk daerah Kalimantan Barat penganut agama Hindhu sebanyak 2.000 ribu jiwa. Untuk agama Budha sebanyak 35.000 ribu jiwa.
5. Untuk daerah Banten penganut agama Hindhu sebanyak 8.000 ribu jiwa. Untuk agama Budha sebanyak 30.000 ribu jiwa.
6. Untuk daerah Maluku Utara penganut agama Hindhu sebanyak 200 ribu jiwa. Untuk agama Budha sebanyak 90 ribu jiwa.
7. Untuk daerah Papua penganut agama Hindhu sebanyak 2000 ribu jiwa. Untuk agama Budha sebanyak 1000 ribu jiwa.
(Data Sensus Penduduk, Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2010)
(Jumlah Ribu)
(Jumlah Ribu)
Setelah
dipaparkan mengenai penjelasan (deskripsi) graphs, berikut akan dijelaskan
mengenai kelebihan dan kekurangan graphs tersebut, sebagai berikut:
Kelebihan Graphs:
1. Dari segi ukuran, graphs tersebut sudah bisa untuk dilihat sampai tempat duduk paling belakang.
2. Dari segi pemakain huruf sudah tepat, pemilihan atau pemakain huruf yang digunakan adalah huruf dengan tipe balok serta tegak sehingga bentuk tulisan huruf menjadi jelas.
3. Dari segi pemilihan warna, warna yang dipilih meliputi warna-warna yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya sehingga dari warna tersebut dapat mewakili dari setiap penjelasan.
4. Untuk penunjukan agama Hindhu-Budha yang disajikan dalam graphs dengan warna yang berbeda sehingga terlihat sekali perbedaan yang menunjukkan mana agama Hindhu-Budha.
Kelebihan Graphs:
1. Dari segi ukuran, graphs tersebut sudah bisa untuk dilihat sampai tempat duduk paling belakang.
2. Dari segi pemakain huruf sudah tepat, pemilihan atau pemakain huruf yang digunakan adalah huruf dengan tipe balok serta tegak sehingga bentuk tulisan huruf menjadi jelas.
3. Dari segi pemilihan warna, warna yang dipilih meliputi warna-warna yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya sehingga dari warna tersebut dapat mewakili dari setiap penjelasan.
4. Untuk penunjukan agama Hindhu-Budha yang disajikan dalam graphs dengan warna yang berbeda sehingga terlihat sekali perbedaan yang menunjukkan mana agama Hindhu-Budha.
Kekurangan Graphs:
1. Dari pemilihan warna tulisan, dalam graphs tersebut tidak menggunakan warna secara keseluruhan dalam mewarnai tulisan, sehingga tulisan hanya di warna dengan di arsir saja yang menyebabkan bentuk tulisan menjadi tidak jelas jika dilihat dari jauh yang menimbulkan bayangan pada tulisan, sehingga tulisan dari jauh nampak kurang jelas. Huruf yang menunjukkan tiap daerah perkembangan agama Hindhu-Budha menggunakan ukuran tulisan huruf yang relatif kecil sehingga dari jauh tidak terlihat dan tidak dapat terbaca dengan jelas.
2. Ukuran tiap graphs yang menunjukkan tiap agama hendaknya perlu untuk dilebarkan sehingga penggunaan media dapat digunakan secara maksimal.
Saran yang Tidak Harus Dilakukan Dalam Pembuatan Graphs:
1. Buatlah ukuran graphs yang ideal sehingga dapat dilihat dengan jarak dekat maupun jauh sehingga pesan yang terkandung dalam graphs dapat tersampaikan dengan baik.
2. Gunakanlah huruf balok yang jelas dan tegak ukurannya sehingga kata yang terdapat di dalam graphs dapat terbaca dengan jelas baik dari jarak dekat maupun jauh. Jangan gunakan model-model tulisan yang dapat mengganggu dari kejelasan bentuk tulisan.
3. Gunakanlah warna sesuai dengan kebutuhan di dalam graphs, jika ingin mewarnai huruf warnai huruf tersebut dengan warna secara keseluruhan, alangkah baiknya jika mewarnai huruf jangan diarsir yang nantinya dapat menimbulkan bayangan saat huruf tersebut dibaca dari jauh. Maka warnai huruf dengan warna penuh.
4. Gunakanlah sumber-sumber terpercaya yang menyajikan data yang nantinya akan dibuat tabel, sehingga sumber-sumber yang dipergunakan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Referensi (Sumber):
1. Data Sensus Penduduk, Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar